Kamis, 11 November 2021

Lupa cara mencintai

Aku menyesal, katamu lirih. Kau datang dengan wajah datar seolah tak menyisakan guratan kebahagiaan. Matamu berkaca saat mulutmu mengeja frasa tentang suatu fase kehidupan yang telah engkau lakoni 3 tahun terakhir.

Dengan segala pilu yang tersembunyi di balik bilik matamu kau melanjutkan menyulam kata merangkai kisah hidupmu yang tak asyik di dengar. Aku pikir cerita seperti ini hanya ada dalam tayangan film-film Indosiar. Hari ini dengan segala sesal kau mendarasnya dari rangkaian kenyataan.
Aku melihat dari bilik matamu bahwa hatimu menangis sedu. Syukur saji masih tersisa ego lelakimu yang membalut kesedihan itu hingga tak seluruhnya tumpah.
"Dasar perempuan berkepala merak." Tetiba terdengar kau mengumpat. Seolah engkau menderita kesal akut. Padahal sebelum-sebelumnya bahkan engkau tak sanggup bicara kasar pada perempuan. Seolah engkau telah melupakan cara mencintai di mana dirimu pernah buta dibuatnya. Pengalaman hidup memang kerap kali adalah nasihat paling ampuh dalam menyulam kesadaran. Sayangnya, seringkali ia terbaca setelah kehancuran suatu fase kehidupan.
Bahkan terkadang, nasihat orang tua, saudara apalagi teman tak cukup ampuh menyadarkan kita. Apalagi hanya cerita, seperti cerpen.

Buol, 11 Nopember 2021

Tidak ada komentar: